Selamat Datang di Website Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Korda Sulawesi Utara
 

Senin, Januari 30, 2012

KPK Berencana Rekrut Penyidik Independen

0 komentar

KPK
JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi di bawah kepemimpinan Abraham Samad berencana merekrut penyidik/penyelidik independen (non-kejaksaan atau kepolisian). Rencana KPK tersebut diungkapkan anggota Komisi II DPR, Akbar Faisal, seusai menemui jajaran pimpinan KPK, Senin (30/1/2012) pagi ini.
"Ada hal yang menarik dari pertemuan ini, kami memberikan dukungan atas keinginan KPK merekrut penyidik-penyidik independen," kata Akbar di gedung KPK, Jakarta.
Akbar mendatangi pimpinan KPK bersama mantan Menteri Perindustrian Fahmi Idris dan mantan anggota DPR, Misbakhun. Dengan mengenakan pakaian putih-putih, mereka bermaksud mendukung pimpinan KPK agar tetap kompak dalam menuntaskan kasus-kasus besar.
Dia dan kawan-kawan kemudian diterima tiga unsur pimpinan KPK, yaitu Abraham Samad, Bambang Widjojanto, dan Zulkarnain. Akbar melanjutkan, rencana KPK merekrut penyidik/penyelidik independen ini berdasarkan kebutuhan KPK untuk menambah penyelidik/penyidik. Selama ini, jumlah tenaga penyidik/penyelidik KPK belum sebanding dengan besaran kasus yang ditangani lembaga penegakan hukum itu.
"Ini setelah melihat bahwa betapa mereka (KPK) bermasalah dengan kapasitas, kemampuan, dan sistem di KPK dalam menyelesaikan masalah. Mereka mengeluhkan, penyidik KPK hanya 700 orang, kejaksaan yang 8.000 saja masih kurang," ungkap Akbar.
Terkait isu perpecahan di tubuh pimpinan KPK, Akbar mengatakan bahwa dirinya yakin hal itu tidak benar. "Mereka (pimpinan KPK) meyakinkan kami kalau mereka tetap kompak," ujar Akbar.
Sebelumnya, Akbar mengaku mendapat informasi dari orang dalam KPK soal adanya perpecahan di tubuh pimpinan. Informasi itu menyebutkan, perpecahan terjadi akibat perdebatan untuk menetapkan Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng sebagai tersangka. Isu ini juga dibantah oleh Ketua KPK Abraham Samad.
Read more...

KPK: Miranda Belum Akan Ditahan

0 komentar
 
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom meninggalkan gedung Komisi Pemberantasan Koruspi usai diperiksa sebagai saksi, Selasa (10/1/2012). Untuk kali pertama Miranda diperiksa KPK sejak tertangkapnya tersangka Nunun Nurbaetie dalam kasus cek pelawat anggota DPR dalam pencalonan dirinya sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia. 
 


JAKARTA, KOMPAS.com — Miranda Swaray Goeltom, tersangka kasus korupsi suap cek perjalanan, diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Senin (30/1/2012).
Menurut Juri Bicara KPK Johan Budi SP, belum ada rencana penahanan Miranda. "Yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi untuk tersangka NN (Nunun Nurbaeti). Untuk melengkapi berkas perkara NN yang segera naik ke penuntutan," kata Johan.
Miranda adalah tersangka terbaru kasus suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.
Dalam pemilihan ini, Miranda yang terpilih. Nunun sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditangkap di Bangkok, Thailand. Sebanyak 480 cek perjalanan senilai Rp 24 miliar mengalir ke anggota DPR diduga terkait terpilihnya Miranda.
Read more...

Jika Tersangka, Anas Diganti

0 komentar
 

JAKARTA, KOMPAS.com — Isu adanya pembicaraan pergantian Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Anas Urbaningrum di kalangan Dewan Pembina PD ternyata memang benar terjadi.
Salah satu anggota Dewan Pembina PD Ajeng, Ratna Suminar, mengatakan, pembicaraan itu dilakukan ketika Hari Raya Imlek, Senin (23/1/2012) pukul 13.00 WIB, di kantor Dewan Pembina PD di Kemayoran, Jakarta Pusat. Rapat itu, kata dia, dipimpin oleh Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie.
"Ada 20-an anggota Dewan Pembina yang hadir (dari 31 anggota)," kata Ajeng di Kompleks DPR, Senin (30/1/2012).
Ajeng menjelaskan, pembicaraan itu dilakukan terkait gencarnya pemberitaan kasus dugaan korupsi M Nazaruddin yang menyeret Anas. Dalam rapat itu, kata dia, dibicarakan baik buruknya jika Anas diganti. Disepakati, Anas diganti ketika sudah ditetapkan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
"Jadi tunggu proses hukum. Siapa pun, bukan hanya Pak Anas saja, kalau terlibat tidak boleh menduduki jabatan," ucap anggota Komisi I itu.
Hasil rapat itu, tambahnya, kemudian dilaporkan ke Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Dewan Pembina ketika rapat di Cikeas, Selasa (24/1/2012) malam. Namun, hasil rapat tidak dilaporkan ke Anas.
Seperti diberitakan, berbagai kader PD membantah adanya rencana pergantian Anas. Disebutkan, rapat Dewan Pembina rutin dilakukan.
Read more...

Kamis, Januari 19, 2012

Statuta Unsrat Dinilai Cacat Hukum

0 komentar
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Statuta Unsrat yang berisi pedoman dasar penyelenggaraan kegiatan sebagai acuan perencanaan, pengembangan program, dan penyelenggaraan kegiatan fungsional sesuai tujuan universitas telah disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI. Persetujuan tersebut pun dituangkan dalam keputusan Mendikbud nomor 61 tahun 2011. Namun statuta tersebut menuai pertentangan dari sejumlah akademisi Unsrat.

Read more...

Minggu, Januari 15, 2012

Negeri 'Auto Pilot', Elit Bersilat Lidah

0 komentar
Negeri 'Auto Pilot', Elit Bersilat Lidah

KH Salahudin Wahid
INILAH.COM, Jakarta - Indonesia dewasa ini bagaikan negeri yang digerakkan oleh rakyatnya sendiri. Seakan tidak ada pemimpin yang mengarahkan hendak kemana bangsa ini melangkah ke depan. KH Salahuddin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah, telah menyinggung spanduk mengenai 'Negeri Auto Pilot' yang banyak terpampang di sejumlah lokasi strategis di Jakarta akhir-akhir ini.
Read more...

Rabu, Januari 11, 2012

Korupsi Wisma Atlet

1 komentar
Korupsi Wisma Atlet

Ada "Ketua Besar", Ada Juga "Pak Ketua" 
JAKARTA, KOMPAS.com — Istilah tokoh yang terungkap dalam percakapan BlackBerry Messenger antara Mindo Rosalina Manulang dan Angelina Sondakh tidak hanya "ketua besar". Ada juga istilah "ketua" yang merujuk kepada orang yang berbeda. Hal itu diungkapkan kuasa hukum Mindo Rosalina Manulang, Mohamad Iskandar, seusai mendampingi kliennya saat diperiksa di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu (11/1/2012).
"Pokoknya ketua besar itu berkaitan dengan satu orang, kemudian ketua berkaitan dengan satu orang," kata Iskandar.
Berdasarkan salinan berita acara pemeriksaan Mindo yang memuat pembicaraan kedua wanita itu, terungkap bahwa selain ada "apel malang" untuk "ketua besar", ada pula jatah bagi "ketua". Saat Angelina bertanya "Bu, apakah ada apel malang?", Mindo Rosalina menjawab "Ada apel malang buat Pak Ketua besok, mungkin Ibu bisa minta ke beliaulah. He-he". Kemudian, Angelina seolah menegaskan kepada Rosa bahwa apel malang yang dimintanya kali ini bukan untuk "pak ketua", melainkan untuk "ketua besar".
Demikian petikan pesan BlackBerry Messenger Angelina, "Itu, kan, beda, hi-hi-hi, soalnya aku diminta ketua besar, lagi kepengin makan apel malang," tulis Angie, sapaan akrab Angelina.
Menurut Rosa, dalam berita acara pemeriksaannya, yang dimaksud dengan "apel malang" adalah uang rupiah. Ada juga "apel washington" yang berarti uang dollar AS. Iskandar menjelaskan, sosok "ketua besar" tidak melibatkan partai politik dan juga tidak berkaitan dengan ketua partai. Namun, kemungkinan "ketua besar" terkait dengan Badan Anggaran DPR. 
"Mungkin saja berkaitan dengan Banggar DPR," ungkapnya. Sementara "ketua" disebutnya tidak melibatkan banyak partai.
Lebih jauh, Iskandar enggan menjelaskan. Dia berjanji bahwa sosok "ketua besar" dan "ketua" ini akan diungkap Mindo di persidangan Muhammad Nazaruddin, Senin, pekan depan. Begini masalahnya kalau dalam sidang sudah mengikat keterangannya dalam persidangan. "Kalau sudah menyampaikan dalam persidangan, secara yuridis mengikat," kata dia.
Sebelumnya, kuasa hukum Nazaruddin, Hotman Paris Hutapea, mengungkapkan bahwa "ketua besar" adalah pimpinan Banggar DPR berinisial MA. "Banggar itu, kan, kepemimpinan kolektif, satu ketua, tiga wakil, sepertinya ketua besar itu berinisial MA," katanya.
Adapun empat unsur pimpinan Banggar DPR yang menjabat saat ini adalah Mirwan Amir (Fraksi Partai Demokrat), Melchias Markus Mekeng (Fraksi Partai Golkar), Tamsil Linrung (Fraksi PKS), dan Olly Dondokambey (Fraksi PDI-Perjuangan).

Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2012/01/11/20413263/Ada.Ketua.Besar.Ada.Juga.Pak.Ketua
Read more...

Selasa, Januari 10, 2012

Esemka Harus Picu Inovasi Perguruan Tinggi

0 komentar
Esemka Harus Picu Inovasi Perguruan Tinggi
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi X DPR RI yang menangani pendidikan, olahraga, pariwisata dan kebudayaan, Rohmani mengatakan,, mobil hasil rakitan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Solo "Esemka" harus mampu memicu perguruan tinggi dan lembaga riset milik negara menciptakan inovasi-inovasi produk. Dengan kemampuan yang dimiliki, menurutnya, perguruan tinggi dan lembaga riset bisa melakukan inovasi lebih dari yang dilakukan para siswa SMK.
"Di tengah minimnya dana dan peralatan, SMK Negeri 2 Solo bisa merakit mobil. Seharusnya perguruan tinggi dan lembaga riset bisa lebih dari itu," kata Rohmani, Senin (9/1/2012), di Jakarta.
Rohmani mengatakan, perguruan tinggi seperti ITB, UI, UGM, dan ITS seharusnya termotivasi dengan kemampuan para siswa SMK. Ia menekankan, capaian pelajar SMK itu menjadi pelajaran bagi perguruan tinggi dan lembaga riset.
"Kita akui, dana riset masih rendah. Tetapi, jangan selalu menjadikan itu sebagai alasan bagi kita untuk tidak berkreasi," katanya.
Ia menambahkan, sistem dan tata kelola pendidikan tinggi memicu rendahnya inovasi dan kreasi para mahasiswa. Tuntutan agar mahasiswa menyelesaikan studinya dengan cepat, dinilai menafikkan bahwa para mahasiswa tersebut juga harus mengasah kemampuannya.
Oleh karena itu, Rohmani berharap, Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemdikbud) segera menata ulang tata kelola pendidikan tinggi.
"Salah satu karakter pendidikan tinggi adalah semangat riset. Ini yang hilang dari perguruan tinggi. Saya berharap kultur riset ini harus dihidupkan kembali," ujar Rohmani.
Sebab, lanjutnya, perguruan tinggi juga memiliki peran besar dalam memajukan dan meningkatkan daya saing Indonesia. 


sumber :
Read more...
 
GMPI KORDA SULUT © CopyRight2011 GMPI KORDA SULUT Website Design. oleh Andre Sulung