MANADO, TRIBUN - Gencarnya pemberitaan media atas sejumlah permasalahan yang terjadi di Universitas Sam Ratulangi Manado belakangan ini. Terlebih lagi soal konflik antara Rektor Unsrat Prof DR Donald Rumokoy SH MH dengan sejumlah dosen di fakultas hukum, menjadi perhatian berbagai kalangan, diantaranya Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Korcab Manado.
Melalui Ketua Bidang Organisasi, Renz Totomo, GMPI Korcab Manado menyatakan keprihatinannya atas persoalan yang terjadi di Unsrat belakangan ini, sekaligus memberi apresiasi terhadap sikap kritis sejumlah dosen yang belakangan ini gencar mengkritik kebijakan-kebijakan rektor.
Menurut Totomo, persoalan Diskriminasi dan Kesewenang-wenangan birokrasi kampus tidak hanya menimpah para dosen saja, namun paling parah justru terhadap mahasiswa. Akibatnya mahasiswa jadi apatis dan masa bodoh, sehingga sebagian besar hanya menjalani proses perkuliahan sebagai suatu rutinitas tanpa makna dan tujuan. "Mahasiswa jadi apatis dan masah bodoh karena kreativitas dan imajinatifnya dibungkam oleh birokrat kampus," ujar Totomo yang juga tercatat sebagai mahasiswa Unsrat itu.
Melalui Ketua Bidang Organisasi, Renz Totomo, GMPI Korcab Manado menyatakan keprihatinannya atas persoalan yang terjadi di Unsrat belakangan ini, sekaligus memberi apresiasi terhadap sikap kritis sejumlah dosen yang belakangan ini gencar mengkritik kebijakan-kebijakan rektor.
Menurut Totomo, persoalan Diskriminasi dan Kesewenang-wenangan birokrasi kampus tidak hanya menimpah para dosen saja, namun paling parah justru terhadap mahasiswa. Akibatnya mahasiswa jadi apatis dan masa bodoh, sehingga sebagian besar hanya menjalani proses perkuliahan sebagai suatu rutinitas tanpa makna dan tujuan. "Mahasiswa jadi apatis dan masah bodoh karena kreativitas dan imajinatifnya dibungkam oleh birokrat kampus," ujar Totomo yang juga tercatat sebagai mahasiswa Unsrat itu.