Selamat Datang di Website Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia (GMPI) Korda Sulawesi Utara
 

Rabu, Mei 18, 2011

Harga Bensin Eceran Satu Botol, Rp 6.000

0 komentar
SAMARINDA, KOMPAS.com - Harga bensin eceran di Samarinda, Kalimantan Timur, dijual Rp 6.000 per botol, yang beratnya kurang dari 1 liter. Dari pantauan hingga Selasa (17/5/2011) petang, antrean bahan bakar minyak di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum masih terus dipadati puluhan kendaraan baik roda dua maupun roda empat.
"Saya terpaksa membeli bensin eceran karena SPBU Gunung Lipan Samarinda Seberang, tutup akibat kehabisan bensin. Padahal, penjual bensin eceran tersebut berada di depan SPBU," ungkap Beni, warga Samarinda Seberang.
Warga Samarinda kata dia, merasa heran terjadinya antrean BBM di sejumlah SPBU, sementara penjual bensin eceran justru semakin marak.
"Jika SPBU buka, harga bensin eceran Rp 5.500 tetapi kalau tutup penjual eceran juga memanfaatkan dengan menaikkan Rp 6.000 per botol. Isinya sudah jauh berkurang dan tidak cukup lagi satu liter namun mau apalagi daripada harus mengantre hingga berjam-jam di SPBU," kata Beni.
Antrean BBM di sejumlah SPBU di Samarinda yang sudah berlangsung sejak sepekan terakhir, membuat sejumlah warga terpaksa membeli bensin eceran.
"Walaupun harganya mahal dan takarannya jauh berkurang tetapi saya lebih memilih membeli bensin eceran dibanding harus mengantre," kata seorang warga lainnya, Firman.
Dia mengatakan, biasanya membeli bensin di SPBU Rp 15.000 dan tangki motor sudah penuh tetapi jika membeli eceran Rp 20.000 baru penuh. Maraknya penjual bensin eceran di tengah kesulitan warga mendapatkan BBM di SPBU, membuat warga merasa heran.
"Kalau memang BBM dibatasi atau langka, mengapa justru penjual bensin eceran semakin menjamur. Mestinya, pemerintah tahu sebab sangat merugikan warga," kata Firman.
Sebelumnya, Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polresta Samarinda, Komisaris I Nyoman Mertha Dana mengatakan, polisi akan menyelidiki kemungkinan adanya penimbunan terkait terjadinya antrean BBM di sejumlah SPBU di kota itu.
"Tidak menutup kemungkinan adanya oknum atau pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan situasi seperti ini dengan melakukan penimbunan," ungkap I Nyoman Mertha Dana.
Polisi kata dia juga akan berkoordinasi dengan pihak Pertamina dan SPBU untuk memantau distribusi BBM. "Kami akan mencoba berkoordinasi, baik dengan Pertamina maupun pihak SPBU untuk melakukan pengawasan terkait distribusi BBM sebagai upaya menghindari kemungkinan upaya penimbunan BBM itu," katanya.
Polisi lanjut dia akan menindak tegas oknum atau pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan kesulitan masyarakat mengantre BBM dengan melakukan penimbunan.
Selain penimbunan BBM polisi juga kata I Nyoman Mertha Dana akan menindak warga yang kedapatan membeli BBM menggunakan jeriken. "Kami juga meminta pihak SPBU untuk tidak melayani pembelian BBM khususnya bensin melalui jeriken atau wadah lain selain dari kendaraan. Kami juga akan tetap memantau jika ada warga yang memodifikasi tangki kendaraannya untuk melakukan kecurangan dan jika ditemukan akan kami tindak tegas," kata I Nyoman Mertha Dana.
Terkait penertiban bensin eceran yang marak di Samarinda, I Nyoman Mertha Dana mengaku polisi belum bisa mengambil langkah represif. "Kami hanya bisa mengimbau kepada petugas SPBU agar tidak melayani pembelian BBM dengan jeriken dan mengawasi warga yang melakukan pembelian secara berulang-ulang. Upaya ini sebagai cara menekan penjualan bensin eceran," ungkapnya.
Sementara, Kepala Satuan Binmas Polresta Samarinda, Komisaris Musrifin Umar mengatakan, juga telah melakukan upaya preventif yakni dengan mengimbau masyarakat yang tengah mengantre di SPBU untuk tetap tertib dan tidak berlaku curang dengan membeli BBM khususnya bensin secara berlebihan.
"Kami hanya bisa melakukan langkah preventif yakni memberikan imbauan kepada masyarakat untuk membeli BBM sesuai kebutuhan dan mengantre di SPBU dengan tertib," ungkap Musrifin Umar.
Antrean panjang di sejumlah SPBU di Samarinda lanjut dia belum menjadi keresahan masyarakat. "Antrean BBM baru berlangsung sekitar empat hari dan sejauh ini masih dalam tahap wajar sehingga belum perlu dilakukan pengamanan ekstra," kata Musrifin Umar.

Sumber : http://kompas.com

0 komentar:

 
GMPI KORDA SULUT © CopyRight2011 GMPI KORDA SULUT Website Design. oleh Andre Sulung